Jawab : sangat krusial sekali
Anak2 barat tumbuh dg budaya MANDIRI dan BERANI MENCOBA. Mereka terbiasa mengatasi masalahnya sendiri dan tidak menyalahkan siapapun/ tidak mencari kambing hitam atas peristiwa apapun yg terjadi selama belajar sihir
Oleh karenanya dlm sihir Barat, guru lebih seperti fasilitator atau mentor intelektual. Hal ini menyesuaikan dg karakter personal yg telah mbah Wira jelaskan di atas
Meskipun demikian dlm prosesi/ praktek ritual sihir, GURU tetaplah menjadi pemimpin ritual yg bertanggung jawab terhadap seluruh jalannya ritual
Berbeda dg karakter anak2 Nusantara yg tidak mandiri, kurang kreatif, terbiasa dituntun, dan punya sifat TAKUT SALAH serta selalu mencari korban yg bisa disalahkan/ ditunjuk dijadikan kambing hitam atas kegagalan yg di alami
Bahkan, orang tua kita terbiasa menyalahkan BATU ketika anaknya jatuh tersungkur. Katanya BATU nya nakal. Batu diem aja masih disalahkan. Suka/tidak, itulah BUDAYA kita
Terbiasa :
1. Dagangan sepi, salah magic, salah pesaing usaha yg mengirim guna2
2. Rejeki seret, salah magic karena rejekinya di tutup
3. Susah jodoh, salah magic katanya jodohnya di tutup
4. Keluarga tidak tentram, sering berantem, salah rumah yg ditempati, katanya angker, ada jin perusak hubungan rumah tangga
5. Duit ilang, salah tuyul
6. Sering apes, salah magic karena katanya dikirimi teluh
7. Badan sakit2an, salah magic katanya kena santet
8. Jabatan susaha naek, salah magic, kalah kuat dukun, kalah kuat wirid, karena ada teman yg jabatannya moncer akibat wiridnya kenceng, dukun nya kuat
9. Hutang ga lunas2 akibat malas kerja, katanya AZIMAT MBAH WIRA yg kurang ampuh buat narik rejeki
Dan seterusnya ada banyak sekali cerita yg mbah Wira dapatkan dlm melayani ribuan klien dr berbagai negara
Dengan karakter yg telah mbah Wira sebutkan dibatas, GURU sihir Nusantara memiliki peran yg jauh lebih krusial lagi
Hal ini diperparah dg karakter TAKUT SALAH serta terbiasa dituntun, terbiasa di suapin, terbiasa apa2 di di siapkan
Dapat Bp.Ibu periksa, terdapat 2.600an vidio edukasi yg telah mbah Wira siapkan di channel youtube mbah Wira. Belum lagi RATUSAN TULISAN baik berupa edukasi langsung maupun pengalaman pengguna azimat buatan mbah Wira yg tersebar di beragam sosial media, seperti : instagram, facebook, dan website www.mbahwira.com
Dengan banyaknya edukasi tersebut, bahkan masih ada lo yg bertanya :
1. Plastik emas bungkus azimat boleh dibuka/ tidak, katanya takut salah
2. Azimat ditaruh dompet boleh/ tidak, katanya takut salah
3. Kalau bakar dupa JUMLAHNYA berapa, katanya takut salah
4. Kalau memanggil khodam dan afirmasi, apakah harus di ucapkan keras2/ cukup dibatin, katanya takut salah. Padahal logikanya, coba siapa yg berani afırmasi keras2 utk mempengaruhi fikiran (sihir fikiran) pimpinan sambil melihat berhadap2an dg wajah pimpinan? Saya pengen tau wujud orangnya kek apa 😂
Semuaaa perkara di tanyakan, padahal di logika saja bisa. Katanya TAKUT SALAH. Inilah faktanya, inilah budaya anak2 kita, budaya orang2 Nusantara
Sepenting itu posisi GURU dlm praktek sihir Nusantara. Itulah mengapa mbah Wira kurang setuju terhadap GURU yg mempersulit muridnya saat akan bimbingan, seperti : slow respon, ketika di tanya tersinggung dan tidak welcome, gampang marah, tidak ada edukasi yg disiapkan sama sekali, yg ahirnya membuat pembeli kesulitan ketika akan bertanya tentang produk yg telah dibelinya
Karena faktanya, ya seperti inilah inilah budaya anak2 kita, budaya orang2 Nusantara. Bener2 menguji kesabaran seorang Guru
Makanya, tidak semua orang sanggup menjadi GURU. Kalau cuman sekedar jadi pedagang/ jualan azimat mah GAMPANG banget. Namun menyediakan LAYANAN PURNA JUAL yg mumpuni, nyatanya tidak semua orang mampu melakukannya
0 Komentar
Untuk fast respon silahkan langsung menghubungi nomor yang sudah tertera.
Terima kasih.