Pada zaman ketika peperangan masih sering terjadi di Nusantara, banyak suami berangkat perang dan meninggalkan istrinya di rumah dalam kurun waktu yg lama. Hal ini memicu perselingkuhan di kalangan istri yg ditinggalkan
Tidak hanya itu, di zaman tersebut para pengguna ilmu hitam merajalela dg menggunakan ilmu pelet secara serampangan sehingga banyak memakan korban. Banyak pasangan yg berpisah, akibat pria/wanitanya dipikat orang lain dg menggunakan ilmu pelet, seperti semar mesem dan semacamnya
Oleh karenanya, Ki Buyut Mangun Tapa, seorang dukun sakti dari lereng Gunung Merapi yg terkenal sakti dan memiliki kelebihan dalam bidang asihan menciptakan sebuah ilmu tandingan bernama AJI JARAN GOYANG
Penamaan Aji Jaran Goyang terinspirasi oleh perilaku jaran (kuda jantan) yg menunjukkan kekuatan dan kejantanannya di depan kuda betina. Hal ini dikarenakan pada zaman tersebut, transportasi umum yg digunakan adalah kuda sehingga kuda mudah dijumpai dimana-mana. Segala tingkah polah dan lenggak lenggok kuda jantan saat mengibaskan ekornya itulah yg kemudian disebut sebagai jaran goyang
Sebagai salah satu ilmu yg terbilang wingit, Aji Jaran Goyang memiliki tingkat kesulitan tirakat/lelaku yg tinggi. Salah satu rujukan menyebutkan tata cara lelakunya antara lain :
1. Puasa mutih (hanya boleh makan 3 kepal nasi putih) selama 7 hari
2. Selama berpuasa, harus menjaga panca indra dari hal-hal kotor, segala amarah & nafsu duniawi lainnya
Cara penggunaan Aji Jaran Goyang yaitu :
1. Merapal mantra pelet sebanyak 111x saat tengah malam, 33x saat fajar, dan 44x saat senja sambil membayangkan wajah sang target
2. Pada umumnya, ketika memasuki hari ke 7 sd ke 40 akan terdengar suara kikik kuda/kuda yg meringkih yg menandakan Aji Jaran Goyang sudah mengenai targetnya
Target yg terkena Aji Jaran Goyang akan kehilangan logika dan akal sehatnya. Bersedia memberikan apapun yg diminta oleh pelaku pelet, baik harta, tahta, maupun kehormatan dirinya
Karena kewingitannya, Aji Jaran Goyang ahirnya menarik perhatian nenek sihir jahat bernama Ni Pelet. Setelah berhasil mencuri kitab yg berisi mantra Aji Jaran Goyang, sejarah mencatat bahwa Ni Pelet mampu memanipulasi, memikat dan memperdaya raja-raja jawa serta pemuda-pemuda tampan di jamannya
Ahirnya, pengguna Aji Jaran Goyang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Kelompok murid Ki Buyut yg setelah menggunakan Aji Jaran Goyang selalu bertanggung jawab dg menikahi wanita yg menjadi targetnya
2. Kelompok murid Ni Pelet yg menggunakan Aji Jaran Goyang dg serampangan dan tidak bertanggung jawab. Hal inilah yg membuat Aji Jaran Goyang memiliki stigma buruk di masyarakat
Lalu seperti apa bunyi mantra Aji Jaran Goyang?
Mbah Wira sempat riset mencari beberapa sumber yg relevan dan ternyata terdapat beberapa versi dari mantra Aji Jaran Goyang
Salah satu mantra yg berasal dari kitab yg valid, berbunyi sebagai berikut : ajiku si jaran guyang, cemetiku sada lanang. Tak sabetake segara asat, tak sabetake gunung jugrug, tak sabetake atine si jabang bayi...(nama target)...
mati, tan urip yen ora ingsun kang karyo jampi
Bagaimana, tertarik mencobanya?
mbah, bagi mereka yg ga kuat tirakat namun sangat membutuhkan ilmu yg bisa menjaga pasangan agar tetap sayang, atau bahkan membuat orang lain menyayangi diri kita, kira2 bagaimana?
Tenang, berikut mbah Wira hadirkan beberapa khodam pilihan yg memiliki tuah serupa dg Aji Jaran Goyang di atas
0 Komentar
Untuk fast respon silahkan langsung menghubungi nomor yang sudah tertera.
Terima kasih.