YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN PRIA SEJATI 3



KEMBALI PADA PELET
Pelet sifatnya sama seperti santet, mengirimkan magic dengan tujuan menyakiti orang lain. Oleh karenanya, pelet bersifat tidak permanen karena adanya mekanisme penyembuhan diri secara alami (auto self recovery). Semakin cepat tubuh mampu merecovery dirinya saat terkena pelet, maka berarti dosis pelet yg digunakan juga semakin rendah. Sebaliknya semakin lama waktu yg dibutuhkan tubuh untuk merecovery dirinya saat terkena pelet, maka berarti dosis pelet yg digunakan semakin besar. Itulah kenapa ada pelet yg butuh dikirim ulang setiap 1 bulan 1x (artinya tubuh membutuhkan waktu 1 bulan untuk merecovery dirinya sendiri), ada yg setiap 3 bulan 1x, setiap tahun 1x, setiap 5 tahun 1x, dan seterusnya

Mbah Wira sangat tidak menyarankan kepada anda untuk melakukan pelet. JAUHI pelet, karena jika proses pelet tidak berhasil anda akan mengalami banyak kerugian, sedangkan jika berhasil sekalipun kedepannya tidak akan tenang. Ibarat simalakama, berhasil jadi arang, gagal jadi abu. Bingung? akan Mbah Wira jelaskan

Pelet itu sama seperti santet, hanya beda tujuan saja. Jika santet bertujuan menghancurkan target hingga hancur lebur (meninggal), maka pelet bertujuan menghancurkan fikiran target hingga lupa segala-galanya dan hanya ingat pada pelaku pelet. Sebut saja pelaku pelet adalah si A, dan korban pelet adalah si B. B akan lupa segala-galanya dan hanya ingat pada si A. Otomatis keluarga dari B akan tau bahwa andalah (si A) yg melakukan pelet terhadap si B. Ketika keluarga target tau, apa iya keluarganya akan diam saja saat anak gadisnya dijadikan sasaran pelet? anda bisa membayangkan sendiri resiko terburuk yg bakal anda alami jika ketahuan sebagai pelaku kejahatan. Jadi meskipun pelet anda berhasil, anda masih menerima resiko yg sangat besar.

Katakanlah keluarga korban diam saja, dan menerima anda sebagai menantunya. Kemudian anda menikah dengan si B, membina rumah tangga dan punya anak. Apa iya pernikahan yg dilandasi dengan pelet bisa muncul perasaan tenang, tentram dan damai (sakinah)? jika tidak ada perasaan tenang, bagaimana mungkin akan tercipta keluarga yg penuh cinta dan kasih sayang (mawadah)? apalagi jika efek peletnya habis, maka keluarga anda akan dipenuhi pertengkaran dan penyesalan karena pada dasarnya pasangan anda tidak cinta. Jika sudah demikian, apakah bisa menjemput rahmat Tuhan (warahmah)? silahkan anda bisa merenungkannya sendiri

Sekarang membahas skenario kedua jika pelet GAGAL dilakukan, entah karena target punya segudang amalan pertahanan diri, punya level ibadah yg bagus, atau saat baru terlihat gejala tidak beres langsung diusahakan sekuat tenaga oleh keluarganya supaya aman dan terlindungi di pondok pesantren misalnya. Maka efek sihir akan memburu anda selaku pelaku pelet. Pelet jelas melibatkan JIN dalam prosesnya. Saat jin tersebut gagal melakukan tugasnya karena target yg terlampau sulit, bisa jadi jin tersebut akan mengamuk ke anda selaku pelaku pelet, menghantui dan mengganggu anda, mempengaruhi kehidupan asmara anda dan sederet efek negatif lainnya.

Dengan besarnya resiko pelaku pelet, apakah anda masih yakin ingin melakukannya?

Yuk temaapalagi yg anda ingin untuk dibahas, ketik di kolom komentar ya

0 Komentar