OFFERING UNTUK KHODAM


Pasti banyak yg ngalamin nih, bingung sebenernya offering/pemberian hadiah untuk para khodam itu yg bagus apa sih? Atau idealnya berapa hari sekali sih? Atau seberapa banyak yg diberikan dalam 1x offering?

Akan mbah Wira jawab sesuai pengalamann pribadi ya.

Dulu, mbah Wira suka memberikan offering berupa minyak. Mulai dari minyak biasa, seperti: misik hitam, jaffaron merah, seribu bunga, dua ribu bunga, srimpi, hingga minyak-minyak yg secara alami memiliki tuah karena keghaibannya, seperti: gaharu maupun minyak kelapa nunggal (nunggal 5 & nunggal 7), maupun minyak apel jin. Dari segala macam minyak, mbah Wira mendapatkan pengalaman offering paling baik jika menggunakan minyak gaharu. Hampir seluruh jenis jin suka dengan minyak gaharu. Minyak gaharu yg asli minyak sulingan (essential oil) harganya luar biasa ajaib. Mulai dari yg per ml 1.5oo.ooo hingga 3 jutaan, sangat bervariasi sekali bergantung pada jenis gaharu dan kemurnian minyaknya

Oleh karena harganya yg menguras kantong inilah (tidak semua pemilik benda bertuah mampu menjangkau minyak gaharu yg essential oil karena harganya yg ajaib), kemudian mbah Wira mencoba alternatif bahan lain yg sifatnya dibakar, seperti kemenyan lokal, kemenyan arab, aneka macam buqur, apel jin, serbuk kayu gaharu, dupa, luban, dan banyak lagi. Dari semua bahan tersebut di atas, mbah Wira mendapatkan pengalaman terbaik saat menggunakan dupa gaharu khusus racikan sendiri dan buqur maghribi al yamani. Kedua bahan inilah yg memberikan efek vibrasi energi terbesar, jika dibandingkan dengan bahan offering lainnya.

Pemberian minyak memang memberikan vibrasi energi yg bagus untuk benda bertuah. Namun minyak memberikan efek LENGKET sehingga menyebabkan fisik benda bertuah rawan terkena debu, lengket, penampilannya tidak cantik, berubah warna, sehingga mbah Wira mulai meninggalkan offering berupa minyak. Selain itu, khodam dengan elemen api tidak suka jika diberi minyak karena sifat elemennya berlawanan. Masalah lainnya yaitu saat kita menggunakan minyak untuk mengoles benda bertuah, aroma minyak yg menyengat juga tertinggal di jari. Mbah Wira tidak jarang kehilangan selera makan, karena saat menyuapkan makanan harus ikut mencium aroma minyak-minyak dengan aroma luar biasa (boleh dicoba makan dengan jari bekas olesan minyak misik hitam). Hal ini kemudian menjadi pertimbangan khusus yg membuat mbah Wira semakin mantab meninggalkan offering berupa minyak

0 Komentar